JORDANIA
9 November 1997
Setelah
dari Jerusalem, kita naik bus lagi menyusuri padang pasir yang tandus. Tujuan
kita sekarang adalah ke Negara Jordania. Setelah, sebelumnya juga kita
berangkat dari Jordania menuju Jerusalem. Ibu kota Jerusalem adalah Amman.
Jordania ini adalah negara yang bersebelahan dengan Jerusalem (Palestina),
banyak pengungsi Palestina yang masuk ke Negara Jordania ini.
Di
Jordania, kita berencana mengunjungi makan Nabi, yaitu Makam Nabi Musa. Dalam
Al Quran disebutkan bahwa Nabi Musa AS beserta kaumnya terpaksa hidup
terkatung-katung di padang Tiih dalam penantian selama 40 tahun karena kaumnya
tidak berani memasuki tanah Palestina. Padahal Nabi Allah ini telah membebaskan
mereka dari kekejaman Fir-aun sekaligus memimpin mereka keluar dari negri
Mesir.
” Mereka berkata: “Hai
Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka
ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah
kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.”. Berkata
Musa: “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku.
Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu”. Allah
berfirman: “(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan
atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar
kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. …“(QS.Al-Maidah (5):24-26).
Dalam
keadaan seperti inilah Musa as wafat dan kemudian kaumnya memakamkan beliau di
sekitar tempat tersebut. Makam ini terletak 11 km selatan Jericho dan 20
km timur Yerusalem.
Makam
Nabi Musa terletak di dekat Masjid di atas bukit. Menurutku kompleks masjid ini
eksotis. Seneng aja lihat bangunan padang pasir yang serba coklat, sederhana,
dan kokoh. Plus dihiasi dengan pohon kurma. Pengunjung yang kesana tidak
banyak, kita bergantian masuk ke areal Makam Nabi Musa untuk berziarah kubur.
Kesan pertama, wow panjang dan besar sekali, sampai terpikir berapa tingginya
Nabi Musa. Kalau lihat dari makamnya, seperti raksasa.
Setelah
ziarah Makam Nabi Musa, kita melanjutkan perjalanan lagi menuju Dead Sea / Laut
Mati. Ngga sempet mampir siih di Laut Mati, karena kita sampainya sudah malam.
Hanya sempet singgah dan berfoto-foto saja. Oh iya, sewaktu menuju ke Dead Sea,
kita melewati lembah yang dalaaam sekali. Lembah itu, adalah titik daratan
terendah di dunia yaitu 422 meter di bawah permukaan laut. Jadi kuping pun
terasa pengang, waktu bus kita melewati jalan kecil dan berkelok tersebut. Tidak
berapa lama, kita pun tiba di Dead Sea / Laut Mati. Disini ngga ada foto yang bagus, maklum camera jadul. Hasilnya hitaam semua. wkwkwk. jadi ambil foto dari internet aja deh.
Laut
yang memiliki luas sekitar 1050 km2 ini sebenarnya adalah danau
karena memang seluruhnya dikelilingi tanah, tidak ada jalan keluar menuju laut
lepas. Laut ini sebagian dikuasai Yordania dan sebagian lagi dikuasai Israel. Danau
ini dinamakan Laut Mati karena tak satupun mahluk hidup mampu hidup didalamnya.
Ini disebabkan kandungan garamnya yang 22-25% padahal rata-rata air laut hanya
mempunyai kandungan garam 4-6%. Bila kita berenang di Laut Mati ini, kita tidak
akan tenggelam. Tapi sejujurnya, membayangkan di dasar laut ini ada kampung kaum
Nabi Luth yang dibinasakan oleh Allah karena mereka adalah kaum gay, duuuh …
boro-boro deh mau berenang disana.
Di pinggir
Laut Mati kita mampir sebentar di toko souvenir, sekedar beli oleh-oleh dan aku
beli juga lumpur Laut Mati yang katanya berkhasiat buat kulit. Hahaha. Secara 6
bulan lagi khan aku berencana nikah ;) Di
Jordania kita menginap semalam.
0 komentar:
Posting Komentar