YEREBATAN SARNICI
The Basilica Cistern
Dari jaman dulu pengen kesini. Gregetan banget. Tempat yang sangat sering kelewatan tapi selalu ngga masuk. Aneh. Haha. Alasannya selalu 'banyak yang antri, males'. 😄😄
Walhasil setelah 3 tahun di Istanbul, akhirnya masuk juga ke cistern (tempat penampungan air) kuno ini. HTM normal itu TL 20. Tapi karena punya
Muzekart jadi discount 50%. Lumayan deh bayarnya jadi TL 10. Karena kita dateng
masih pagi, sekitar jam 11 dan bukan peak
season, akhirnya antrian di depan kita palingan hanya 10 orang. Come on , lets go ... We're in the depth of
history.
Sejarahnya, Basilica
Cistern adalah tempat penampungan air bawah tanah yang dibuat pada jaman kerajaan
Byzantine, Raja Justinian (527-565). Pikir-pikir brarti cistern ini sudah ada pada jaman sebelum Nabi Muhammad lahir. Hmm ... udah kuno banget dan masih tegak berdiri.
Nama lain dari Basilica
Cistern ini adalah Sunken Palace.
Kenapa ? Karena memang secara penampakan bukan seperti penampungan air yang
bentuknya biasa aja, tapiii ... ini seperti bangunan kerajaan kuno. Banyak
sekali pilar-pilar yang ditanam di bawah tanah ini. Jumlahnya ada 336 pilar,
udah gitu mending hanya pilar biasa. Kagak deh ... Pilarnya terbuat dari batu
marmer dan pake acara diukir-ukir. Ngga hanya itu, langit langitnya pun
diperindah dengan jajaran batu bata yang tersusun dengan rapi. Jarak antar
pilar itu 4,80 mt. Besarnya cistern ini adalah 140 meter X 70 meter. Terbayang besarnya ?
Begitu kita masuk dan menuruni tangga, langsung berasa di
dunia lain. Berasa bukan di Istanbul,
gelap, basah, dan spooky. Hehehe.
Pendaran lampu kuning di setiap pilar bikin suasana jadi temaram belum lagi
alunan musik yang menurut gw bikin tambah serem. Hahaha. Kalau hanya sendirian,
ngga deh berani masuk kemari. Kebayang banyak banget jin, apalagi di
pojok-pojok yang ngga terjamah sama manusia. Anyway .. Happy lah bisa liat mastepiece
manusia jaman dulu, bisa ngerasain suasananya, dan kagum liat visinya.
Di dalam Basilica
Cistern sudah dibuat jalan yang memanjang dari muka sampai ke belakang.
Kita tinggal menyusuri jalan itu untuk liat-liat cistern. Kiri kanan penuh dengan pilar-pilar, ngga aneh makanya
kumpulan pilar itu disebut dengan Forest
Pillars. Diantara ratusan pilar tersebut ada satu pilar yang memiliki motif
yang berbeda. Motifnya seperti motif di bulu burung merak sehingga ada yang
menamakan pilar tersebut dengan Peacock's
Pillar. Tapi kalau kita lihat tulisan di depan pilar itu sih tertulisnya Crying Pillar. Katanya pillar itu untuk
memperingati kematian pekerja-pekerja yang mati ketika pembangunan basillica. Memang penampakannya siih
pillar itu selalu basah, karena di atas pilar itu ada air yang mengalir.
Dari Crying Pillar
kita jalan lagi sampai ke batas diinding belakang. Ternyata disanalah Medusa Pillars berada. Besar banget
kepala Medusanya. Kepala itu dijadikan alas berdirinya pilar. Ada dua pilar
yang dibawahnya ada kepala Medusa.
Yang satu Medusanya terbalik, yang satunya Medusanya miring. Hmmm ... Bagus tapi agak spooky menurutku. Hehehe bayangin aja, tempat air seluas itu ada patung kepala ceweq yang rambutnya adalah ular. Tau cerita Medusa ? Konon, Medusa itu awalnya adalah perempuan cantik yang matanya hitam, rambutnya panjang, serta bertubuh langsing. Medusa jatuh cinta dengan Perseus (anak dari Dewa Zeus), namun dikutuk oleh Athena yang jatuh cinta juga dengan Perseus menjadi berambut ular dan siapapun yang memandang Medusa berubah menjadi batu. Kepercayaan masyarakat kuno yang bertuhankan para dewa, percaya bahwa patung Medusa itu adalah pencegah bala sehingga sering ditempatkan di tempat yang penting dan vital.
Yang satu Medusanya terbalik, yang satunya Medusanya miring. Hmmm ... Bagus tapi agak spooky menurutku. Hehehe bayangin aja, tempat air seluas itu ada patung kepala ceweq yang rambutnya adalah ular. Tau cerita Medusa ? Konon, Medusa itu awalnya adalah perempuan cantik yang matanya hitam, rambutnya panjang, serta bertubuh langsing. Medusa jatuh cinta dengan Perseus (anak dari Dewa Zeus), namun dikutuk oleh Athena yang jatuh cinta juga dengan Perseus menjadi berambut ular dan siapapun yang memandang Medusa berubah menjadi batu. Kepercayaan masyarakat kuno yang bertuhankan para dewa, percaya bahwa patung Medusa itu adalah pencegah bala sehingga sering ditempatkan di tempat yang penting dan vital.
Dari dinding belakang cistern,
kita jalan lagi menuju ke depan. Hanya berduaan doang sama temenku. Sambil foto-foto kiri kanan aja dan ngeliatin ikan-ikan gendut yang dipelihara
di cistern ini. Ngga kebayang yaaa. Dahulu kalanya, cistern ini sebagai sumber air di peradaban Byzantium untuk
memberi pasokan air di basilika, istana raja, rumah-rumah sekitar, air mancur,
dll. Setelah Ottoman menguasai Byzantium, mereka tidak mau menggunakan air yang
tidak mengalir sehingga pada akhirnya mereka membuat sistem perairan baru yang sumber
airnya fresh dan mengalir. Basillica Cistern pun akhirnya dilupakan orang ratusan
tahun.
P. Gyllius lah yang memperkenalkan Basillica Cistern ini
kembali. Ketika itu ia sedang mempelajari sejarah Byzantium dan menemukan
informasi mengenai cistern ini. Ia mencari jalan masuk dan berhasil
menemukannya di sebuah rumah dekat sana. P. Gyllius menuruni tangga batu dengan
menggunakan senter dan menggunakan perahu untuk menjelajahi cistern ini.
Kebayang ih ... Mana gelap, mana air, udah ditutup ratusan tahun. 😁 gw mah ogah deh ah. Ujug-ujug ketemu patung Medusa
pula. Wkwkwk.
Tadi ngobrol sama temen orang Turki, ternyata pas penaklukan
konstantinopel, cistern ini sempat dijadikan tempat persembunyian keluarga
kerajaan Romawi. Mereka takut dibunuh oleh pasukan islam Al-Fatih. Hehe ....
Ngga laaah we're moslem. Bukan begitu cara memperlakukan daerah taklukan. Ngga
seperti yang di ceritakan wikipedia. 😜😜😂
0 komentar:
Posting Komentar