11 - SAUDI ARABIA

Mendaki Jabal Nur



Agustus 2017
Duapuluh tahun yang lalu, sempet mampir kesini tapi yaaaa gitu karena brangkatnya sama tour jadi hanya dikasih penjelasan doang tentang Gua Hiro trs bubar jalan. Naah sekarang ditawarin  buat mendaki Jabal Nur. Yihaa ... Pucuk dicinta ulam tiba. Yess yess ... SIapa sih yang ngga pengen mengunjungi tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Alqur’an yang pertama, yaitu Surat Al‘alaq 1-5. Nabi Muhammad SAW yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis) dipaksa sampai tiga kali oleh Malaikat Jibril untuk membaca ayat tersebut. Hingga beliau berkata, “ma ana bi qariin”, saya bukanlah seorang yang pandai membaca.

Pagi ini kita brangkat jam 3 subuh dengan menggunakan  bus kecil carteran. Perjalanan menuju Jabal Nur memakan waktu sekitar 20 menit. Jarak dari kota Mekkah adalah sekitar 3 km atau 6 km dari Masjidil Harom. Setiba di Jabal Nur, kita sholat shubuh dulu di masjid terdekat baru kemudian mulai mendaki bukit.

Ya Allaaah .... Sejak mulai pendakian aja tanjakannya udah 60 derajat. Huhuhu. Otot betis pun langsung ketarik dan hampir kram.  Ketauan banget ngga pernah olah raganya. Ihhh ... Rasanya pengen nangis dan putus asa. Mulai hati bimbang antara mau lanjut mendaki atau jadi seksi mampus yang hanya nunggu di bawah. Mana ngga berapa lama, mata langsung kunang-kunang pula. Hiks ...

Akhirnya kita istirahat dulu sambil aku mikiiirrr. Lanjut atau nyerah ? Mau nyerah koqs rasanya payah banget, secara mau ke Gua Hiro adalah impian duapuluh tahun yang lalu. Mau lanjut, koqs rasanya stress ngeliat medan pendakian di depan mata. Duuuhh ...

Ngga berapa lama, lewat di depan kita aki-aki 70-an tahun yang satu rombongan juga dengan kita dengan langkah kaki yang gagah,  jalannya cepet banget, plus ngga keliatan capek. Huaaaa rasanya maluuu banget. Aku koqs payah ... Payah ... Payah. Malu maluin aja. Akhirnya hati pun mantap. Pendakian pun berlanjut 😀😀😀

Ternyata track menuju puncak Jabal Nur sudah berupa tangga-tangga panjang yang berliku-liku.  Di pinggir kiri dan kanannya, disediakan tempat buat duduk-duduk buat pendaki yang kelelahan. Rasanya bersyukuuuur banget. Jadi tambah semangat dan yakin bisa naik ke puncak. Mana pemandangan sunrise pula. Bagus banget. Sedikit-sedikit berenti buat ambil foto. Hahaha padahal sih alasan, biar bisa istirahat sejenak.
Sepanjang perjalanan, banyak papasan dengan orang yang mau ke Gua Hiro. Aku malahan ketemu dengan orang yang hanya punya 1 kaki. Dia mendaki sendiri dengan  bantuan tongkat. Ugghh rasanya maluuu banget, kalau inget aku hampir menyerah ngga mau naik.
Akhirnya setelah 2 jam mendaki, sampai juga di puncak bukit. Wooow, ternyata di puncak ini buanyaaak banget orang. Berjejal-jejal kayak pindang plus ada adegan dorong mendorong pula. Hehehe tapi ah kalo ngga sampe ke tujuan rasanya sayang. Udah 2 jam mendaki mosok ngga sampe akhir. Walhasil, aku ikut jejel-jejelan, dengan  kiri-kananku dijagain sama tangan suami. Aman deh ...
Sesudah lebih mendekati tujuan, waaah ternyata tambah berjejal lagi. Kalau ini pemandangan udah tambah ngga sopan. Ada acara manjat-manjat dan dorong-mendorong parah. Udah ah ..... Time to stop. Ngga mungkin aku perempuan kayak begitu. Jadi akhirnya mulut Gua Hiro kita fotoin dari atas.

Posisi Gua Hira tidak persis di puncak Jabal Nur, melainkan harus turun sedikit lagi ke arah belakang gunung. Tepat berada di belakang dua batu raksasa yang sangat dalam dan sempit dengan ketinggian sekitar dua meter. Di bagian ujung kanan gua terdapat lubang kecil yang dapat dipergunakan untuk memandang kawasan bukit dan gunung arah Makkah. Panjang Gua Hiro sekitar tiga meter dengan lebar sekitar satu setengah meter dengan ketinggian sekitar dua meter. Gua ini hanya cukup digunakan untuk shalat dua orang. Di bagian kanan gua terdapat teras dari batu yang hanya cukup digunakan untuk shalat dalam keadaan duduk.
Menara Gua Hiro 

Gua Hiro
Beres foto-foto, kita istirahat sebentar di warung kecil deket Gua Hiro. Beli air putih dan liat2 dagangan dia. Udah gitu,  lanjut turun bukit deh. Whuaa ternyata manusia yang mendaki Jabal Nur semakin banyak, tambah siang tambah ramai. Sampe macet.
Tracking menuju puncak Jabal Nur
Perjalanan menuruni tangga juga sesuatu. Aku turun tangga buru-buru dan pantang berenti, sebab lututku udah goyang banget. Ngga kuat capeknya. Kalau berenti sedikit, lutut langsung goyang-goyang sendiri dan ngga mau berenti. Yaaa udah daripada kenapa-kenapa, aku paksa buat turun buru-buru aja setengah berlari. Biar cepet sampe ke bawah dan selonjoran.

Setibanya di bawah langsung masuk restaurant, pesen teh panas dan indomie. Masyaa Allah .... Rasanya sesuatu. Kaki langsung diistirahatkan. Wkwkwk parah deh ah. Baru segitu, apalagi naik gunung beneran yaaak ?
Usut punya usut, ternyata tinggi gunung ini hanya 281 m dengan panjang pendakian sekitar 645 meter. Sebenarnya tidak terlalu tinggi, tetapi medannya cukup berat dengan sudut kemiringan yang cukup tajam. Karena alasan itulah pembimbing haji kami hanya menawarkan trip ini kepada orang-orang yang dipandang punya kesiapan mental dan fisik yang prima. Hehehe .... Brarti wajar dong kalo aku sempet ngga yakin diri. #alasan.

About HappyFeet

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.